Sistem Elektrik Elektrolit, Reaksi Kimia & Larutan Elektrolit

 

 Elektrolit ( H2SO4 ).

Standard berat jenis ( specific gravity ) elektrolit battery pada temperature standard ( 200 Celsius ) adalah 1.280. Apabila temperature larutan elektrolit berubah, maka standard berat jenis dapat dicari dengan rumus:






Keterangan : S20    = Berat jenis pada temperatur 20 ° C

St       = Berat jenis pada temperatur pengukuran

t           = Temperatur electrolit pada saat pengukuran

Berat jenis akan turun pada saat battery dipakai ( discharge ). Pada kondisi standard ( 20 ° Celsius ), bila berat jenis elektrolit turun mencapai 1.20, maka battery harus diisi kembali ( charging ). Bila jumlah elektrolit di dalam battery berkurang, maka harus ditambah dengan air aki ( air suling ). Perubahan berat jenis elektrolit tergantung oleh :

-      Discharge rate.

-      Charge rate.

-      Temperature.

-      Jumlah asam sulfat yang terkandung dalam elektrolit.




                Perubahan berat jenis ini dapat dilihat pada gambar - gambar berikut ini :



 Perubahan berat jenis elektrolit saat battery digunakan.

 Perubahan berat jenis elektrolit saat  pengisian battery. 



                 Larutan elektrolit dapat membeku pada temperatur tertentu. Oleh karena itu kalau                                   menyimpan battery boleh ditempat sedingin mungkin asalkan tidak sampai  .
                 Larutan elektrolitnya membeku seperti terlihat pada tabel berikut ini :

 

 Pembekuan elektrolit pada berat jenis dengan temperatur tertentu.

 

Jenis jenis Elektrolit :

      Asam Sulfat (HSO): Digunakan dalam baterai timbal-asam (lead-acid battery). Asam sulfat berfungsi sebagai elektrolit yang memfasilitasi reaksi kimia antara anoda (timbal, Pb) dan katoda (timbal dioksida, PbO).

      Kalium Hidroksida (KOH): Digunakan dalam baterai nikel-kadmium (NiCd) dan nikel-metal hidrida (NiMH). Kalium hidroksida berfungsi sebagai elektrolit dalam larutan basa.

      Larutan Garam Lithium: Digunakan dalam baterai lithium-ion (Li-ion). Elektrolit ini biasanya merupakan larutan garam lithium dalam pelarut organik seperti etilen karbonat atau dimetil karbonat.


 Reaksi Kimia

 Battery pada saat penggunaan maupun pengisian akan terjadi reaksi kimia berikut :

          a.  Reaksi Kimia pada saat penggunaan                                                                                     

          Yang dimaksud penggunan atau discharging dalam kapasitas battery.Reaksi kimia     yang terjadi  :

-       Reaksi di elektroda negatif


Timbal bereaksi dengan ion hidrogen sulfat menghasilkan timbal sulfat, ion hidrogen, dan dua elektron.

 

-       Reaksi di elektroda positif 

           

Timbal dioksida bereaksi dengan ion hidrogen, ion sulfat, dan dua elektron menghasilkan timbal sulfat dan air.

 

-       Reaksi keseluruhan saat proses penggunaan kapasitas battery adalah Timbal dan timbal dioksida bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan timbal sulfat dan air.

                       

         b.  Reaksi Kimia Pada Saat Pengisian.

Yang dimaksud proses pengisian atau recharging dalam kapasitas battery. Reaksi kimia     yang terjadi ialah :

-       Reaksi di elektroda negatif



Timbal sulfat  menerima dua elektron dan berubah kembali menjadi timbal dan ion sulfat.

 

-       Reaksi di elektroda positif 

Timbal dioksida bereaksi dengan ion hidrogen, ion sulfat, dan dua elektron menghasilkan timbal sulfat dan air. Timbal sulfat dan air  menghasilkan timbal dioksida, ion hidrogen, ion sulfat, dan dua elektron.

 

-       Reaksi keseluruhan saat proses penggunaan kapasitas battery adalah Timbal dan timbal dioksida bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan timbal sulfat dan air. Timbal sulfat dan air diubah kembali menjadi timbal, timbal dioksida, dan asam sulfat.

        

 

Larutan Elektrolit.

Baterai kendaraan mengandalkan elektrolit untuk mengalirkan listrik dan mendukung reaksi kimia yang menghasilkan energi. Asam sulfat, kalium hidroksida, dan larutan garam lithium adalah contoh elektrolit yang digunakan dalam berbagai jenis baterai kendaraan seperti berikut :

-       Asam Sulfat (HSO) pada baterai timbal-asam: Menyediakan ion H dan HSO₄⁻ yang berpartisipasi dalam reaksi kimia.

-       Kalium Hidroksida (KOH) pada baterai NiCd dan NiMH: Mendukung reaksi redoks pada elektroda.

-       Larutan Garam Lithium pada baterai Li-ion: Mengandung garam lithium seperti LiPF yang dilarutkan dalam pelarut organik untuk memfasilitasi pergerakan ion lithium.

 

Setiap jenis baterai memiliki reaksi kimia spesifik yang memungkinkan penyimpanan dan pelepasan energi secara efektif.