Udara dalam Pembakaran
Dalam system pembakaran untuk menghasilkan power, fuel
dibutuhkan dalam ruang bakar dan oxygen yang dari sekelilingnya yang terkandung
dari udara. Untuk Volume dari udara sendiri terdiri 21% Oxygen, Nitrogen 78%
dan 1% Lain-lain.
Excess Air Ratio
Dalam proses pembakaran Engine Diesel, untuk membakar fuel
sempurna diperluhkan udara seberat 14.5 gram atau 12 liter udara dari berat 1
gram Fuel. Jika hanya theoretical air yang dimasukkan ke ruang bakar, molekul
fuel tidak cukup waktu untuk bertemu oxygen sebelum terjadi pembakaran sempurna
dan dikarenakan waktu pembakaran yang pendek sehingga menghasilkan pembakaran
tidak sempurna.
Untuk mencegah pembakaran tidak sempurna, udara harus lebih
banyak dari theorical air. Excess air ratio sendiri adalah berapa kali jumlah
udara actual yang disuupply ke ruang bakar lebih besar dari theorical air. Pada
Engine, ukuran cylinder adalah tetap, sehingga jumlah udara yang masuk sendiri
adalah tetap. Jadi hubungan Fuel dan excess air ratio adalah :
·
Bila Fuel
yang diinjeksikan berlebih, excess air ratio jadi lebih kecil
·
Bila Fuel
yang diinjeksikan kurang, excess air ratio jadi lebih besar
Excess Air Ratio
|
=
|
Berat Udara Actual
Berat Fuel yang diinjeksi X 14,5 |
|
|
|
|
Excess air sangat diperluhkan dalam kinerja Engine, yaitu
untuk
·
Pembakaran
fuel selama engine bekerja agar tetap sempurna, sehingga menghasilkan power
yang optimum pada semua kondisi kerja engine.
·
Excess
air untuk menyerap panas hasil pembakaran juga,sehingga temperatur exhaust gas
relative rendah(sebagai peredam).
Excess Air
Ratio bertambah kecil akan mengakibatkan temperatur gas exhaust bertambah naik,
dan akan mencapai peak temperatur kalau Excess Air Ratio mendekati 1, kalau hal
demikian berlangsung terus menerus menyebabkan terjadi problem:
- · Cylinder head cracks, valve melting,
- · Piston melting atau crack, piston dan liner lecet (peeling),
- · Turbocharger membara / cracks,
- · Overheat pada lube system dan cooling system,
- · Cepat terjadi soot, dll.
Excess Air Ratio terlalu kecil disebabkan karena :
1.
Problem pada AIR INTAKE SYSTEM
•
Turbocharger rusak atau ada kebocoran pada saluran udara antara turbochager dan
intake manifold.
• Valve
timing.
• Air
restriction dari Air Cleaner terlalu besar (air cleaner buntu); batas air
restriction maximum pada sea level adalah 25 inchH2O (650
mmH2O).
2.
Problem pada FUEL SYSTEM
• Quantity
bahan bakar yang diinjeksikan melebihi batas maximum standarnya (over fueling),
akan terjadi power cenderung lebih tinggi selama air restriction masih rendah
(air cleaner bersih), jika air restriction makin besar selama engine bekerja
temperatur gas buang makin tinggi (excess air ratio makin rendah) dan
seandainya air cleaner makin kotor akan terjadi pembakaran tidak sempurna
sehingga kabut fuel hasil injeksi berubah menjadi partikel-partikel carbon/
jelaga (soot). Jadi, bila overfueling kemungkinan terjadinya temperatur exhaust
gas terlalu tinggi dan soot akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan
kondisi fuel supply normal, walaupun air restriction dari air cleaner masih
dibawah 25 inch H2O. Akibat hal ini, banyak problem-problem engine seperti
cylinder head retak, exhaust manifold/turbocharger membara/retak, valve
melting,dll. overheat pada lube dan cooling system, penaikan viskositas oli
karena bercampur dengan soot (n-pentane insoluble naik) sehingga pelumasan
tidak sempurna.
• Timing
injection kurang tepat.
Sumber :
Basic Knowledge of Air for Engine